Jumat, 05 Maret 2021

BIOTEKNOLOGI (IPA KELAS 9)

 

BIOTEKNOLOGI

Pernahkah kalian makan hasil olahan tempe? Seperti tempe goreng atau mendoan. Atau pernahkah kalian minum yogurt? Tempe dan yogurt termasuk salah satu contoh bioteknologi yang dapat dikonsumsi.

Tidak hanya tempe dan yogurt, ternyata banyak makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari merupakan produk bioteknologi. Tahukah kalian apakah bioteknologi itu?

 

A.    Bioteknologi dan Perkembangannya

Bioteknologi berasal dari kata

“bio” yang artinya makhluk hidup

“teknologi” yang artinya suatu cara (alat) untuk memudahkan manusia dalam memecahkan masalah

Bioteknologi dapat diartikan sebagai penggunaan organisme atau bagian dari organisme untuk membuat suatu produk atau jasa, sehingga dapat mensejahterakan manusia.

Berdasarkan Teknik yang digunakan, bioteknologi dibagi menjadi bioteknelogi konvensional dan bioteknologi modern.

 

1.      Bioteknologi Konvensional

Merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri maupun jamur secara langsung dan melibatkan proses fermentasi untuk menghasilkan produk atau jasa.

Contoh bioteknologi konvensional adalah tempe, tape, yogurt, roti dan keju

 

2.      Bioteknologi Modern

Dalam perkembangannya, bioteknologi juga terus berkembang menjadi bioteknologi modern. Dalam bioteknologi modern melibatkan berbagai bidang disiplin ilmu, diantaranya biokimia, biologi molekuler, dan rekayasa genetika. Melalui teknik rekayasa genetika, para ahli dapat menyusun pola gen sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan organisme yang sifat-sifatnya sesuai dengan yang diharapkan.

Contoh yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah semangka tanpa biji.

Sejatinya semangka memiliki banyak biji di dalam buahnya. Dengan rekayasa genetika, buah semangka yang dihasilkan tidak terdapat biji.

Teknik rekayasa genetika dikenal juga dengan istilah teknik DNA rekombinan, yaitu proses mengkombinasikan DNA suatu organisme ke dalam DNA organisme lain.

Organisme yang menggunakan bagian gen dari organisme lain di dalam tubuhnya dikenal dengan istilah organisme transgenik

 

B.     Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan

1.    Bioteknologi Pangan

Merupakan bioteknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk makanan dengan memanfaatkan mikroorganisme

Beberapa contoh bioteknologi di bidang pangan adalah tape, yoghurt, keju, tempe, kecap, roti, dan minuman beralkohol.

 

a.    Tapai

Mikroorganisme yang terdapat pada ragi tapai

1)      jamur Aspergillus sp.

terjadi pemecahan (hidrolisis) amilum atau pati menjadi glukosa. Proses inilah yang membuat tape berasa manis.

2)      Saccharomyces cerevisiae

Glukosa yang dihasilkan dari proses tersebut difermentasi menjadi alcohol. Proses ini menyebabkan tape memiliki aroma yang khas. Proses fermentasi yang terjadi merupakan respirasi anaerob (dalam prosesnya tidak dibutuhkan oksigen)

3)      bakteri Acetobater aceti

Alkohol difermentasi menjadi asam cuka, terjadi ketika pembungkus tape terbuka. Oleh karena itu, agar tape yang dihasilkan tidak terlalu masam, dalam pembuatan tape harus ditutup rapat.

 

Bahan membuat tapai

1)      Air bersih 2 liter

2)      1 kg bahan yang mengandung karbohidrat (singkong, sukun, ketan, atau bahan lain)

3)      1 buah dandang untuk mengukus

4)      1 buah kompor

5)      1 bungkus ragi tapai

6)      Daun pisang secukupnya

7)      1 buah kotak atau wadah tertutup

 

Langkah-Langkah pembuatan tapai

1)      Kupaslah dan bersihkan singkong atau bahan lain yang dipilih.

2)      Masaklah singkong atau bahan lain yang dipilih dengan cara mengukus bahan sampai matang.

3)      Biarkan singkong atau bahan yang dipilih hingga dingin.

4)      Amati tekstur, rasa, dan aroma singkong atau bahan yang dipilih

5)      Taburkan ragi tapai sampai merata.

6)      Bungkus dengan rapat bahan yang sudah ditaburi dengan ragi dengan menggunakan daun pisang,

7)       Biarkan selama 3 hari, setelah 3 hari tape sudah matang.

8)      Amati tekstur, rasa, dan aroma tape yang telah dibuat

 

b.    Yoghurt

Proses fermentasi susu menjadi yoghurt melibatkan peranan bakteri asam laktat, misalnya Lactobacillus casei, Streptococcus thermophillus, Lactobacillus bulgaricus, dan Bifidobacteria. Dalam pembuatan yoghurt, susu harus dididihkan terlebih dahulu pada suhu 85-90oC agar bakteri-bakteri lain mati dan protein dalam susu terdenaturasi (mengalami kerusakan)

Bakteri asam laktat mengubah laktosa yang terkandung dalam susu menjadi asam laktat, sehingga menyebabkan rasa masam pada yoghurt

Rasa masam (pH kurang dari 7) menyebabkan denaturasi protein dan pelepasan kalsium serta fosfat dari protein kasein susu. Akibatnya, protein kasein menjadi tidak stabil dan mengalami pengendapan. Sehingga yoghurt memiliki tekstur yang kental.

 

c.    Keju

Keju merupakan makanan yang dihasilkan dari proses koagulasi atau pengentalan protein kasein susu.

Selama proses pembuatan, susu biasanya dibuat dalam kondisi asam dan ditambahkan rennet.

Pengasaman susu, dapat dilakukan dengan menambahkan bakteri asam laktat seperti Lactococcus sp., Lactobacillus bulgaricus, dan Streptococcus thermophillus.

Rennet merupakan kompleks enzim yang dihasilkan di dalam perut hewan ruminansia (hewan memamah biak) yang komponen penyusun utamanya adalah enzim renin atau enzim chymosin. Enzim renin berperan penting dalam pemisahan dan pengentalan protein kasein dalam susu, sehingga terbentuk bagian padat yang disebut dengan dadih (curd) dan bagian yang cair disebut dengan air dadih (whey). Dadih inilah yang akan melalui proses pematangan dan pengemasan sehingga terbentuk olahan makanan yang dikenal dengan keju.

untuk menggumpalkan protein kasein juga dapat menggunakan enzim protease yang dihasilkan oleh tumbuhan, misalnya pada tumbuhan kaper (Capparis spinosa L.), utrika (Urtica dioica L.), cinera (Carduus nutans L.), dan malva (Malva sylvestris) serta enzim protease dari jamur Rhizomucor miehei

 

d.    Tempe

Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai.

Pada proses pertumbuhannya, jamur akan menghasilkan benang-benang yang disebut dengan hifa. Benang-benang itu mengakibatkan biji-bijian kedelai saling terikat dan membentuk struktur yang kompak.

jamur menghasilkan suatu enzim protease yang dapat menguraikan kompleks protein yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh kita. Sehingga menjadikan tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh kita daripada kedelai.

 

e.    Kecap

Fermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus oryzae, Aspergillus sojae, dan Aspergillus wentii.

tahap awal pembuatan kecap dengan mencuci kedelai hingga bersih, kemudian direbus hingga matang. Selanjutnya, kedelai yang telah direbus ditaburi dengan kultur jamur

Campurkan air garam dengan jumlah tertentu. Setelah beberapa waktu, jamur akan berkembang, menghasilkan enzim yang mampu menghidrolisis amilum menjadi gula sederhana dan menghidrolisis protein menjadi asam amino.

Gula sederhana dan asam amino akan mengalami reaksi membentuk ikatan amino-glikosida sehingga menghasilkan warna coklat gelap. Dan terbentuk campuran butiran biji kedelai dan cairan kental berwarna coklat gelap

Campuran ini disaring untuk memisahkan cairan dengan butiran biji kedelai. Cairan coklat gelap tersebut selanjutnya dipanaskan untuk mematikan jamur maupun bakteri. Cairan inilah yang dinamakan kecap.

 

f.     Roti dan donut

Pembuatan roti dan donat memanfaatkan peristiwa fermentasi yang dibantu oleh Saccharomyces cerevisiae. Fermentasi yang dilakukan oleh Saccharomyces cerevisiae menghasilkan banyak gas karbon dioksida dan sedikit alcohol.

Gas karbon dioksida membuat adonan roti mengembang, sedangkan alkohol akan menghasilkan aroma khas pada adonan roti.

Gas karbon dioksida yang terperangkap dalam adonan akan memuai saat adonan dimasukkan ke oven, sehingga membuat roti semakin mengembang, dan meninggalkan rongga dalam roti. Peristiwa ini yang membuat tekstur roti lebih menarik, lebih ringan, dan lebih mudah untuk dikonsumsi.

Masih banyak produk bioteknologi dalam bidang pangan, misalnya nata de coco, asam cuka, mentega, dan minuman tuak.

 

2.    Bioteknologi Pertanian

Penerapan bioteknologi modern dalam pertanian berpotensi meningkatkan produksi tanaman budidaya dan mengurangi pemakaian bahan kimia berbahaya seperti Pestisida

Bioteknologi modern dalam pertanian dilakukan dengan menerapkan teknik rekayasa genetika, yaitu dengan melakukan manipulasi susunan gen suatu organisme sehingga dapat dihasilkan organisme yang memiliki sifat baru.

Manipulasi susunan gen dapat dilakukan dengan cara menambah gen suatu organisme yang diambil dari organisme lain atau dengan menghilangkan gen tertentu dalam organisme tersebut. Tanaman yang susunan gennya telah dimanipulasi disebut dengan tanaman transgenic

misalnya jagung, padi, kedelai, tomat, dan pepaya

3.    Bioteknologi Peternakan

Bioteknologi juga banyak diterapkan dalam bidang peternakan, yaitu dengan dikembangkannya hewan transgenik melalui teknik rekayasa genetika.

Saat ini ilmuwan telah menggunakan teknik rekayasa genetika untuk berbagai keperluan dalam bidang peternakan, misalnya meningkatkan produksi susu.

Peningkatan produksi susu dilakukan dengan cara memproduksi hormon bovine somatrotropin (bST) yang kemudian disuntikkan pada sapi perah atau dengan cara membuat sapi perah transgenic yang mampu memproduksi hormon bST lebih banyak. Selain meningkatkan produksi, susu yang dihasilkan juga dapat direkayasa, sehingga lebih kaya protein, dan rendah lemak.

rekayasa genetika juga dapat dilakukan pada hewan ternak agar tahan terhadap penyakit. Misalnya pengembangan sapi transgenik yang tahan terhadap penyakit mastitis, yaitu penyakit pembengkakan pada kelenjar susu yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus.

Melalui rekayasa genetika dapat dikembangkan pula sapi yang mampu menghasilkan daging yang berkualitas dan mampu tumbuh dengan cepat.

 

Teknik lain yang banyak digunakan pada bioteknologi dalam bidang peternakan yaitu teknik kloning. Kloning merupakan proses pembentukan suatu individu yang identik secara genetik, melalui proses pemisahan embrio atau penggantian inti sel.

Kloning bertujuan untuk menghasilkan individu baru yang seragam. Kloning juga dimanfaatkan manusia untuk memperoleh jenis-jenis hewan unggul.

4.    Bioteknologi Kesehatan

a.    Antibiotik

Antibiotik merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, khususnya bakteri.

Nama Mikroorganisme

Antibiotik yang Dihasilkan

Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum

Penisilin

Streptomyces griseus

Streptomycin

Streptomyces fradiae

Neomycin

Streptomyces aureofaciens

Tetracycline

Bacillus licheniformis

Bacitracin

 

b.    Insulin Sintetis (Humulin)

Melalui bioteknologi, ilmuwan telah dapat memproduksi hormon insulin sintetis seperti hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas manusia.


c.    Vaksin

Vaksinasi adalah suatu proses peningkatan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh seseorang, sehingga memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu yang disebabkan oleh virus atau bakteri.

Vaksin dapat berupa bakteri dan virus yang telah dilemahkan atau merupakan bagian kecil dari tubuh bakteri atau virus. Bakteri dan virus memiliki protein khusus pada permukaan tubuh luarnya. Jika protein ini dimasukkan ke dalam tubuh manusia, maka sel darah putih (limfosit B) akan mengenali protein tersebut dan membelah menjadi sel plasma dan sel memori. Sel plasma akan menghasilkan antibody dan melepaskannya ke dalam cairan tubuh.

Vaksin merupakan suatu antigen (benda asing). Ketika vaksin masuk dalam tubuh, akan memicu sel limfosit B untuk menghasilkan antibodi tertentu untuk menghancurkan antigen.


d.    Antibodi monoclonal

Antibodi monoklonal adalah antibody yang spesifik untuk satu jenis antigen, yang dihasilkan dari satu jenis sel limfosit B yang merupakan hasil kloning dari sel induk. Antibodi monoklonal umumnya dihasilkan dari kultur sel yang melibatkan penggabungan (fusi) sel myeloma (sel tumor) dan sel limfosit B dari tikus atau dari kelinci.

Antibodi monoknal digunakan terapi, misalnya untuk terapi artritis, penolakan saat transplantasi organ, kanker sel darah putih, kanker payudara, dan jenis kanker yang lainnya.


5.    Bioteknologi Lingkungan

Sebagaimana yang telah kita pelajari, bahwa massa jenis (ρ) air laut dan minyak berbeda. Inilah yang mengakibatkan minyak tidak dapat bercampur dengan air dan membentuk lapisan tersendiri pada bagian permukaan air. Lapisan minyak tersebut akan menempel pada permukaan rumput laut serta tumbuhan laut lainnya, sehingga mengganggu proses respirasi dan fotosintesis.

Lapisan minyak yang terbentuk di permukaan laut juga dapat menutupi akar bakau yang mengakibatkan pertukaran antara O2 dan CO2 pada akar bakau berkurang. Dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini akan dapat mengakibatkan akar bakau busuk dan kemudian menyebabkan kematian pada tumbuhan bakau

Sebagai upaya menanggulangi masalah tersebut, ilmuwan memanfaatkan bakteri dari genus Pseudomonas untuk membersihkan tumpahan minyak. Bakteri Pseudomonas mampu memanfaatkan minyak sebagai sumber energinya dengan cara memecah molekul minyak menjadi karbon dioksida (CO2). Namun, yang dilakukan bakteri tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk mempercepat proses tersebut, ilmuwan menambahkan formula yang mengandung senyawa kalium fosfat dan urea sebagai nutrisi tambahan bagi bakteri.

Penerapan bioteknologi lingkugan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu bioremediasi dan fitoremediasi

      Bioremediasi Pemanfaatan bakteri untuk mendegradasi atau menguraikan polutan yang mencemari lingkungan seperti mengatasi pencemaran di laut, danau atau kolam

      Fitoremediasi penanggulangan pencemaran lingkungan menggunakan tanaman tertentu, misalnya eceng gondok dan bunga matahari

 

6.    Bioteknologi Forensik

Pada awalnya, untuk mencari atau menginvestigasi pelaku suatu tindak kejahatan hanya menggunakan tes sidik jari saja. Namun, seiring dengan perkembangan bioteknologi, telah ditemukan Teknik investigasi yang lebih akurat yaitu melalui teknik DNA fingerprinting atau sidik DNA

DNA fingerprinting adalah teknik yang dilakukan untuk mengidentifikasi seseorang berdasarkan pada profil pita DNA. Ada dua aspek yang digunakan dalam DNA fingerprinting, yaitu adanya keseragaman dan variasi profil DNA pada satu individu.

Prosedur DNA fingerprinting memiliki kesamaan dengan Teknik investigasi menggunakan tes sidik jari. Dalam tes sidik jari dilakukan pencocokan profil sidik jari seseorang. Sementara itu, pada DNA fingerprinting dilakukan pencocokan profil DNA individu. DNA dapat digunakan sebagai acuan dalam investigasi karena profil DNA unik pada setiap individu dan memiliki keterkaitan dengan profil DNA dalam suatu keluarga

 

C.    Dampak Penerapan dan Pengembangan Bioteknologi

1.    Dampak Terhadap Lingkungan

Tanaman atau hewan transgenik memiliki susunan gen yang telah dimodifikasi, baik ditambahkan suatu gen atau dilakukan pengurangan suatu gen organisme tersebut. Organisme transgenik ini jika tidak dikelola dengan baik, akan dapat mencemari keanekaragaman gen yang ada di lingkungan alami atau merusak plasma nutfah. Proses pencemaran tersebut dikenal dengan polusi gen.

Contoh,

pengembangan tanaman jagung transgenik yang tahan terhadap herbisida, jika jagung transgenik ini ditanam di lahan alami, maka serbuk sari dapat membawa gen jagung transgenik dan menyerbuki jagung alami. Penyerbukan seperti ini membuat gen-gen pada jagung alami terkontaminasi dengan gen-gen dari tanaman jagung transgenik

Tanaman transgenik biasanya merupakan tanaman unggul. Sifat unggul ini membuat petani lebih cenderung menanam tanaman transgenik (monokultur) dan tidak lagi menanam tanaman lokal. Akibatnya, tanaman lokal (bukan tanaman transgenik) akan menjadi langka. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah plasma nutfah. Penggunaan tanaman transgenik juga dapat menimbulkan hama baru yang lebih kuat daripada hama sebelumnya dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

 

2.    Dampak Terhadap Kesehatan

Di dalam organisme transgenik terdapat kombinasi gen baru, yang jika dikonsumsi oleh manusia dikhawatirkan dapat memicu munculnya penyakit pada beberapa orang yang sensitif terhadap zat yang dihasilkan oleh organisme transgenik.

Beberapa produk bioteknologi, seperti alkohol dapat disalahgunakan untuk dibuat menjadi minuman beralkohol yang apabila dikonsumsi terus menerus dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

 

3.    Dampak Terhadap Sosial dan Ekonomi

Apabila negara yang sudah maju dalam mengembangkan organisme transgenic memasarkan produknya dalam perdagangan internasional, tentunya produk negara berkembang akan kalah. Akibatnya penghasilan negara pun dapat berkurang. Kondisi ini juga dapat membuat negara berkembang menjadi tergantung pada produk negara maju

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CAMPURAN

C .     Campuran Campuran adalah gabungan dua atau lebih zat yang tidak bereaksi secara kimia dan masih memiliki sifat-sifat asalnya. Cam...