Minggu, 23 Agustus 2020

PEWARISAN SIFAT PADA MAKHLUK HIDUP KELAS 9 IPA SMP

 

PEWARISAN SIFAT PADA MAKHLUK HIDUP

Setiap sifat dan karakteristik yang ada pada setiap orang adalah warisan dari orang tua yang diwariskan melalui materi genetik yaitu deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA). Pada suatu untai DNA terdapat unit instruksi atau perintah yang memengaruhi sifat atau yang menentukan karakteristik setiap makhluk hidup yang disebut gen. Untai DNA yang panjang akan mengalami kondensasi atau pemintalan sehingga menjadi struktur yang lebih padat yang disebut kromosom.

DNA memiliki struktur seperti suatu untai ganda yang membentuk heliks. Struktur DNA yang panjang tersusun atas satu unit kecil yang disebut dengan nukleotida. Satu unit nukleotida tersusun atas gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen. Nukleotida ini dapat dibagi menjadi struktur yang lebih kecil disebut nukleosida. Satu unit nukleosida tersusun atas gula deoksiribosa dan basa nitrogen (tanpa gugus fosfat). Ada empat senyawa basa nitrogen yang menyusun DNA yaitu adenin (A) yang selalu berpasangan dengan timin (T), serta guanin (G) yang selalu berpasangan dengan sitosin (C). Basa nitrogen adenin dan guanin dikelompokkan dalam basa purin, sedangkan timin dan sitosin dikelompokkan dalam basa pirimidin.

Materi genetik sangat berperan dalam pewarisan sifat atau karakter tertentu pada makhluk hidup. Karakter yang mampu mengalahkan atau menutupi karakter yang lain disebut karakter dominan. Karakter ini akan tampak atau muncul pada individu makhluk hidup. Karakteristik yang kalah atau tertutupi disebut karakter resesif.

Gen-gen yang mengode karakteristik makhluk hidup memiliki variasi. Variasi atau bentuk alternatif dari gen-gen disebut alela, misalnya gen U (mengode warna ungu pada bunga) dan gen u (mengode warna putih pada bunga). Contoh lain yaitu karakter cuping yang terpisah dikode oleh gen G sedangkan karakter cuping melekat dikode gen g.

Karakterkarakter fisik (mencakup bentuk luar, fungsi alat tubuh, dan tingkah laku yang dapat diamati langsung) sebagai akibat perwujudan ”ekspresi” dari gen disebut fenotipe. Sedangkan keseluruhan susunan informasi genetik dari suatu individu yang tidak dapat dilihat secara langsung disebut genotipe.

Pada sel-sel somatik atau sel tubuh, kromosom berada dalam keadaan berpasangan yang disebut dengan keadaan diploid. Pada kariotipe sel gamet tiap kromosom dalam keadaan tidak berpasangan dengan jumlah setengah dari jumlah kromosom sel tubuh (sel somatik), keadaan ini

disebut dengan keadaan haploid. Kromosom juga dapat dibedakan menjadi kromosom kelamin atau gonosom yaitu X dan Y, pada kromosom ini terdapat beberapa gen yang berperan dalam mengatur jenis kelamin pada manusia serta kromosom-kromosom tubuh atau autosom (selain kromosom kelamin).

Istilah-istilah dalam persilangan.

1.      P = singkatan dari kata Parental, yang berarti induk.

2.      F = singkatan dari kata Filial, yang berarti keturunan. F1 berarti keturunan pertama, F2 berarti keturunan kedua, dan seterusnya.

3.      Fenotipe = karakter (sifat) yang dapat kita amati (bentuk, ukuran, warna, golongan darah, dan sebagainya).

4.      Genotipe = susunan genetik suatu individu (tidak dapat diamati).

5.      Simbol untuk suatu gen (istilah pengganti untuk “factor keturunan”) dikemukakan dengan sebuah huruf yang biasanya merupakan huruf pertama dari suatu sifat. Misalnya R = gen yang menyebabkan warna merah (rubra), sedangkan r = gen yang menyebabkan warna putih (alba). Dalam hal ini merah dominan terhadap putih. Oleh karena itu, diberi simbol dengan huruf besar. Gen yang resesif diberi simbol dengan huruf kecil.

6.      Genotipe suatu individu diberi simbol dengan huruf dobel, karena individu itu umumnya diploid. Misalnya: RR = genotipe untuk tanaman berbunga merah, sedangkan rr = genotipe untuk tanaman berbunga putih.

7.      Homozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen (misalnya RR, rr, AA, AABB, aabb, dan sebagainya) Heterozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen (misalnya Rr, Aa, AaBb, dan sebagainya).

8.      Alel = anggota dari sepasang gen, misalnya: R = gen untuk warna bunga merah dan r = gen untuk warna bunga putih, T = gen untuk tanaman tinggi dan t = gen untuk tanaman rendah. R dan r satu sama lain merupakan alel, tetapi R dan t bukan alel

9.      Persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda disebut persilangan monohibrid

10.  Apabila salah satu induknya mempunyai sifat dominan tak penuh (intermediate),

Berdasarkan persilangan yang dilakukan Mendel terhadap kacang kapri yang memiliki satu sifat beda, Mendel mengemukakan rumusan yang disebut hukum I Mendel atau disebut juga hukum Segregasi. Hukum Segregasi menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet terjadi segregasi atau pemisahan alela (variasi gen) secara bebas, dari diploid menjadi haploid. Misalnya genotipe suatu tanaman Uu, maka gamet yang dibentuk akan membawa gen U dan gen u.

 

Berdasarkan persilangan yang dilakukan Mendel terhadap kacang kapri yang memiliki dua sifat beda, Mendel menyimpulkan bahwa pada saat pembentukan gamet, alela atau variasi gen yang menentukan karakter-karakter berbeda dapat bergabung secara bebas satu sama lain. Misalnya suatu induk memiliki genotipe BbKk, maka gen B dan gen b serta gen K dan gen k akan memisah, kemudian kedua pasangan tersebut akan bergabung secara bebas sehingga kemungkinan gamet yang terbentuk akan memiliki susunan gen BK, Bk, bK, dan bk. Kesimpulan ini selanjutnya dikenal dengan hukum II Mendel atau disebut juga hukum Penggabungan Bebas.

Persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda disebut persilangan monohibrid..

Persilangan monohibrid apabila salah satu induk mempunyai sifat dominan penuh dan induk yang lain bersifat resesif, akan menghasilkan individu F1 yang seragam,. Apabila dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama F1, akan menghasilkan keturunan (individu F2) dengan tiga macam genotipe dan dua macam fenotipe.

Persilangan antara kacang ercis berbiji bulat dominan dengan kacang ercis berbiji keriput resesif dapat dibuat bagan sebagai berikut.

 


Jika disilangkan dengan sesama keturunan pertama, maka diperoleh

  P2         Fenotipe        bulat    ><        bulat

              Genotipe       Bb       ><        Bb

               Gamet           B , b                B , b

 F2         

 

B

b

B

BB

(bulat)

Bb

(bulat)

b

Bb

(bulat)

bb

(keriput)

              Perbandingan genotipe pada F2

              BB : Bb : bb  = 1 : 2 : 1         = 25% : 50% : 25%

             

              Perbandingan fenotipe pada F2

              Bulat : keriput = 3 : 1            = 75% :25%

 

Intermediet adalah sifat dominan yang tidak mampu menutupi sifat resesif tetapi menampakkan sifat antara keduanya

Contoh:





 


Jika disilangkan dengan sesama keturunan pertama, maka diperoleh

  P2         Fenotipe        merah muda    ><        merah muda

              Genotipe       Mm                  ><        Mm

               Gamet           M , m                           M , m  

 F2         

 

M

m

M

MM

(merah)

Mm

(merah muda)

m

Mm

(merah muda)

mm

(putih)

              Perbandingan genotipe pada F2

              MM : Mm : mm        = 1 : 2 : 1         = 25% : 50% : 25%

             

              Perbandingan fenotipe pada F2

              merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1          = 25% : 50% : 25%

 

 Dihibrid = persilangan antara 2 individu dg 2 sifat beda

Contoh:

Kacang ercis biji bulat (B) warna kuning (K) dominan terhadap kacang ercis biji keriput (k) warna hijau (k)

 







Jika disilangkan dengan sesama keturunan pertama, maka diperoleh

  P2         Fenotipe        bulat kuning    ><        bulat kuning

              Genotipe       BbKk              ><        BbKk

               Gamet           BK , Bk ,                     BK , Bk ,

                                    bK, bk                         bK, bk

F2

 

BK

Bk

bK

bk

BK

BBKK

(bulat kuning)

BBKk

(bulat kuning)

BbKK

(bulat kuning)

BbKk

(bulat kuning)

Bk

BBKk

(bulat kuning)

BBkk

(bulat hijau)

BbKk

(bulat kuning)

Bbkk

(bulat hijau)

bK

BbKK

(bulat kuning)

BbKk

(bulat kuning)

bbKK

(keriput kuning)

bbKk

(keriput kuning)

bk

BbKk

(bulat kuning)

Bbkk

(bulat hijau)

bbKk

(keriput kuning)

bbkk

(keriput hijau)

               Perbandingan genotipe pada F2

              BBKK : BBKk : BBkk : BbKK : BbKk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk 

            =     1      :     2    :      1     :     2     :      4     :     2   :     1     :    2     :   1

             

              Perbandingan fenotipe pada F2

              bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau 

            =           9          :         3         :             3         :         1

 

Pada F2 diperoleh 4 × 4 = 16 kombinasi, terdiri atas empat macam fenotipe yaitu tanaman berbiji bulat - kuning (9/16), berbiji bulat-hijau (3/16 bagian), berbiji keriput - kuning (3/16 bagian), dan berbiji keriput - hijau (1/16 bagian).
Jadi, pada persilangan dihibrid dapat disimpulkan bahwa pada F2 diperoleh:
a. jumlah kombinasi    : 16 macam
b. jumlah genotipe       : 9 macam
c. jumlah fenotipe       : 4 macam
d. rasio perbandingan fenotipe antara biji bulat - kuning : biji bulat - hijau : biji keriput - kuning : biji keriput - hijau adalah 9 : 3 : 3 : 1.

 

Penerapan pewarisan sifat dalam kehidupan (usaha memperoleh bibit unggul) contohnya adalah jagung hibrida, kelapa hibrida, sapi lemusin dll

Banyak karakteristik pada tubuh manusia yang dapat diamati secara langsung dan dijelaskan melalui pewarisan sifat, misalnya warna kulit yang diakibatkan oleh gen-gen yang sifatnya kumulatif; bentuk pertumbuhan rambut pada dahi ada yang berbentuk ”V” yang dikode oleh gen W (dominan); tipe perlekatan cuping telinga apakah melekat (gg) atau terpisah (GG atau Gg); dan bentuk rambut, di mana rambut keriting dikode oleh gen C (dominan), lurus oleh gen s (resesif terhadap C), dan rambut bergelombang oleh gen Cs.

 

Contoh penerapan hukum mendel dalam menentukan golongan darah manusia

Definisi Umum GEN Golongan Darah        :  Sepasang Kode Gen DNA yang selalu berdampingan
Dominan = 2 Kode DNA yang sama,                    Kecuali  “ kode O “  (Pembawa)
Pembawa = 2 Kode DNA yang berbeda,                              “ kode O “  (Pembawa)

A     =     IA IA  ( Dominan )                            B     =      IB IB  ( Dominan )
                 IA IO  ( Pembawa )                                          IB IO   ( Pembawa )
AB  =     IA IB  ( Pembawa )                           O     =      IO IO  ( Pembawa )

 Contoh:   

11. Golongan darah A >< Golongan darah A mempunyai kemungkinan

A (dominan)    ><  A (dominan)

 

IA

IA

IA

IA IA

IA IA

IA

IA IA

IA IA

 A (dominan)    ><  A (pembawa)

 

IA

IO

IA

IA IA

IA IO

IA

IA IA

IA IO

 A (pembawa) ><  A (pembawa)

 

IA

IO

IA

IA IA

IA IO

IO

IA IO

IO IO

 Kemungkinan keturunannya

A (dominan) : A (pembawa) : O (pembawa) = 7 : 4 : 1 = 58% : 33% : 9%

2. Golongan darah A >< Golongan darah B mempunyai kemungkinan

A (dominan)    ><  B (dominan)

 

IB

IB

IA

IA IB

IA IB

IA

IA IB

IA IB

 A (dominan)    ><  B (pembawa)

 

IB

IO

IA

IA IB

IA IO

IA

IA IB

IA IO

 A (pembawa) ><  B (dominan)

 

IB

IB

IA

IA IB

IA IB

IO

IB IO

IB IO

 A (pembawa) ><  B (pembawa)

 

IB

IO

IA

IA IB

IA IO

IO

IB IO

IO IO

 Kemungkinan keturunannya

AB : A (pembawa) : B (pembawa) : O = 9 : 3 : 3 : 1 = 56% : 19% : 19% : 6%

 

Kelainan yang dimiliki seseorang dapat disebabkan oleh gangguan pada saat perkembangan dalam rahim atau memang diwariskan dari kedua orang tua. Contoh kelainan-kelainan yang diwariskan

dari orang tua yaitu:

1.      albino yang merupakan kelainan yang memiliki karakteristik tidak adanya semua atau sebagian pigmen pada kulit, disebabkan oleh adanya gen resesif dalam keadaan homozigot (aa);

2.      buta warna disebabkan adanya gen buta warna yang terpaut atau terletak pada kromosom X, dinotasikan dengan Xcb, perempuan yang buta warna memiliki genotipe Xcb Xcb, sedangkan laki-laki yang buta warna memiliki genotipe XcbY;

3.      Hemofilia adalah kelainan di mana darah sulit untuk menggumpal saat terjadi luka pada bagian tubuh tertentu yang disebabkan tidak dihasilkannya faktor penggumpalan darah dalam tubuh seseorang. Gen hemofilia terletak pada kromosom X dan sering ditandai dengan lambang Xh, laki-laki yang menderita hemofilia adalah laki-laki yang memiliki kromosom X yang mengandung gen hemofilia (XhY), wanita yang menderita hemofilia memiliki genotipe XhXh namun akan meninggal saat dilahirkan bahkan dalam kandungan.

Konsep pewarisan sifat telah diterapkan dalam pemuliaan makhluk hidup, yaitu suatu usaha untuk mendapatkan bibit yang unggul. Contoh pemuliaan tanaman yang telah dikembangkan adalah usaha untuk mendapatkan bibit padi yang unggul, misalnya varietas Arize, Intani, PPH, Bernas Prima, dan varietas IPB 4S. Varietas unggul ini diperoleh dengan cara persilangan beberapa varietas padi yang memiliki sifat menguntungkan. Selain padi juga ada jagung, misalnya Hibrida C1, Hibrida CP 1 dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin, Metro, dan varietas Bima. Pewarisan sifat juga berperan penting dalam pemuliaan hewan, yaitu dalam rangka untuk menghasilkan hewan ternak berkualitas tinggi, misalnya unggas yang mampu menghasilkan banyak telur, sapi dengan kualitas susu dan daging yang baik. Selain dengan melalui persilangan, pemuliaan makhluk hidup dapat pula dilakukan melalui rekayasa genetika, yaitu dengan mengubah susunan gen pada suatu organisme.


CAMPURAN

C .     Campuran Campuran adalah gabungan dua atau lebih zat yang tidak bereaksi secara kimia dan masih memiliki sifat-sifat asalnya. Cam...