Pertemuan 1-2: Pengenalan Statistika
Pendidikan
·
Pengertian statistika
pendidikan dan ruang lingkupnya
·
Perbedaan antara
statistika deskriptif dan inferensial
·
Sumber data dan teknik
pengumpulan data dalam pendidikan
·
Penyajian data dengan
tabel dan grafik
Pengertian statistika pendidikan dan ruang
lingkupnya
Statistika Pendidikan
adalah cabang ilmu statistika yang mengkhususkan diri dalam pengumpulan,
analisis, interpretasi, dan presentasi data yang berkaitan dengan pendidikan.
Statistika pendidikan bertujuan untuk menyediakan metode-metode statistika yang
diperlukan untuk menganalisis data yang dihasilkan dari berbagai aspek dalam
dunia pendidikan, seperti data akademik, data sosial, dan data psikologis.
Statistika pendidikan dapat membantu dalam
proses pengambilan keputusan di bidang pendidikan, seperti peningkatan kualitas
pengajaran, evaluasi program pendidikan, dan kebijakan pengembangan kurikulum.
Dalam statistika pendidikan, data dianalisis menggunakan teknik-teknik
statistika yang meliputi pengukuran dan penyajian data, statistika deskriptif,
statistika inferensial, dan analisis multivariat.
Statistika pendidikan menjadi penting karena
pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat memerlukan data dan informasi
yang akurat untuk mengembangkan kebijakan, meningkatkan efektivitas, dan
mengoptimalkan hasil yang dicapai. Dalam era digital dan teknologi yang semakin
berkembang, statistika pendidikan menjadi semakin penting karena ketersediaan
data yang semakin melimpah dan kompleks.
Statistika umum dan statistika
pendidikan memiliki beberapa perbedaan, di antaranya:
1.
Objek Studi
Statistika umum berfokus pada analisis data yang berasal dari berbagai bidang,
seperti ekonomi, bisnis, ilmu sosial, kesehatan, dan lain-lain. Sementara itu,
statistika pendidikan berfokus pada analisis data yang berkaitan dengan dunia
pendidikan, seperti data akademik, data sosial, dan data psikologis.
2.
Tujuan Tujuan dari
statistika umum adalah untuk menyediakan metode-metode statistika yang
diperlukan untuk menganalisis data yang berasal dari berbagai bidang, sehingga
dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Sedangkan tujuan dari statistika
pendidikan adalah untuk menyediakan metode-metode statistika yang diperlukan
untuk menganalisis data yang berkaitan dengan dunia pendidikan, sehingga dapat
membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan.
3.
Jenis Data
Statistika umum dapat menganalisis berbagai jenis data, baik data kuantitatif
maupun kualitatif, seperti data ordinal, interval, nominal, dan data
kategorikal. Sementara itu, statistika pendidikan lebih banyak menganalisis
data kuantitatif, seperti data hasil tes, data absensi, data angka partisipasi,
dan sebagainya.
4.
Metode Analisis
Statistika umum menggunakan metode-metode statistika yang beragam, seperti
statistika deskriptif, statistika inferensial, analisis regresi, analisis
multivariat, dan sebagainya. Sedangkan statistika pendidikan lebih fokus pada
metode-metode statistika yang umum digunakan dalam pendidikan, seperti analisis
distribusi frekuensi, uji hipotesis, uji reliabilitas, dan sebagainya.
5.
Aplikasi Statistika
umum dapat diaplikasikan pada berbagai bidang, seperti ekonomi, bisnis,
kesehatan, ilmu sosial, dan lain-lain. Sementara itu, statistika pendidikan
lebih fokus pada aplikasi dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan,
seperti evaluasi program pendidikan, peningkatan kualitas pengajaran,
pengembangan kurikulum, dan sebagainya.
Ruang lingkup statistika
pendidikan meliputi pengumpulan, analisis, interpretasi, dan presentasi data
yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Berikut ini adalah beberapa aspek atau
bidang yang termasuk dalam ruang lingkup statistika pendidikan:
1.
Data Akademik
Statistika pendidikan mengumpulkan dan menganalisis data akademik, seperti data
hasil ujian, nilai siswa, angka partisipasi, dan sebagainya. Data ini digunakan
untuk mengevaluasi kinerja siswa, menentukan keberhasilan program pendidikan,
dan mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran siswa.
2.
Data Sosial
Statistika pendidikan juga mengumpulkan dan menganalisis data sosial, seperti data
karakteristik siswa, data kehadiran siswa, data keterlambatan, dan sebagainya.
Data ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi kinerja siswa dan untuk mengembangkan strategi intervensi yang
sesuai.
3.
Data Psikologis Statistika
pendidikan juga mengumpulkan dan menganalisis data psikologis, seperti data
kepribadian, data minat, dan data motivasi siswa. Data ini digunakan untuk
mengevaluasi program pendidikan, menentukan strategi pembelajaran yang efektif,
dan mengidentifikasi kebutuhan siswa secara individual.
4.
Evaluasi Program
Pendidikan Statistika pendidikan juga digunakan untuk mengevaluasi program
pendidikan, seperti program pengajaran, program pelatihan guru, program
pengembangan kurikulum, dan sebagainya. Data yang dikumpulkan dan dianalisis
digunakan untuk menilai efektivitas program pendidikan dan menentukan perbaikan
yang perlu dilakukan.
5.
Kebijakan Pendidikan
Statistika pendidikan juga digunakan dalam pengambilan keputusan kebijakan
pendidikan. Data yang dikumpulkan dan dianalisis digunakan untuk menentukan
kebijakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan masyarakat.
6.
Analisis Multivariat
Statistika pendidikan juga meliputi analisis multivariat, seperti analisis
faktor, analisis klaster, dan analisis jalur. Analisis ini digunakan untuk
mengidentifikasi hubungan antara berbagai variabel dalam konteks pendidikan.
7.
Analisis Kuantitatif
dan Kualitatif Statistika pendidikan juga mencakup analisis kuantitatif dan
kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data numerik,
sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data non-numerik,
seperti data wawancara, data observasi, dan sebagainya.
Tujuan penggunaan
statistika pendidikan dalam pendidikan adalah untuk memberikan informasi dan
pemahaman yang lebih baik mengenai aspek-aspek tertentu dalam dunia pendidikan.
Berikut ini adalah beberapa tujuan penggunaan statistika pendidikan:
1.
Evaluasi Pendidikan
Statistika pendidikan digunakan untuk mengevaluasi program pendidikan dan
mengukur keberhasilannya. Data yang dikumpulkan dan dianalisis melalui
statistika pendidikan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang efektivitas
program dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat.
2.
Identifikasi
Kebutuhan Siswa Statistika pendidikan digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan siswa secara individu dan kelompok. Data yang dikumpulkan dapat
membantu mengidentifikasi keterampilan dan kelemahan siswa, sehingga program
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
3.
Pengembangan
Kurikulum Statistika pendidikan digunakan untuk mengembangkan kurikulum yang
efektif dan terkini. Data yang dikumpulkan dan dianalisis melalui statistika
pendidikan dapat membantu dalam menentukan materi pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan siswa dan tren pendidikan saat ini.
4.
Pengambilan
Keputusan Kebijakan Pendidikan Statistika pendidikan digunakan dalam
pengambilan keputusan kebijakan pendidikan. Data yang dikumpulkan dan
dianalisis melalui statistika pendidikan dapat memberikan informasi yang
relevan untuk membantu membuat keputusan kebijakan pendidikan yang lebih baik.
5.
Identifikasi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Siswa Statistika pendidikan digunakan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja siswa. Data yang
dikumpulkan dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor sosial, psikologis,
dan akademik yang mempengaruhi kinerja siswa, sehingga dapat dikembangkan
strategi intervensi yang sesuai.
6.
Pengembangan Model
dan Teori Pendidikan Statistika pendidikan digunakan untuk mengembangkan model
dan teori pendidikan yang lebih baik. Data yang dikumpulkan dan dianalisis
melalui statistika pendidikan dapat membantu menguji hipotesis,
mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel dalam konteks pendidikan,
dan mengembangkan model dan teori yang lebih akurat dan efektif.
Dalam
praktiknya, tujuan penggunaan statistika pendidikan dapat bervariasi tergantung
pada kebutuhan dan konteks penggunaannya. Namun, secara umum, penggunaan
statistika pendidikan dapat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi
program pendidikan dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan
tepat.
Statistika pendidikan
memberikan manfaat besar dalam pengambilan keputusan pendidikan. Beberapa
manfaat tersebut antara lain:
1.
Menyediakan data
yang akurat dan terpercaya Statistika pendidikan memberikan data yang akurat
dan terpercaya yang diperoleh dari berbagai sumber seperti survei, tes, dan
pengamatan. Data ini memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan pendidikan
di suatu daerah atau institusi, serta membantu pengambil keputusan untuk
memahami masalah pendidikan secara lebih mendalam.
2.
Mengidentifikasi
masalah pendidikan secara tepat Statistika pendidikan dapat membantu
mengidentifikasi masalah pendidikan secara tepat dan objektif. Dengan
menggunakan teknik analisis statistik yang tepat, masalah pendidikan dapat
diidentifikasi dan dianalisis secara komprehensif. Hal ini memungkinkan
pengambil keputusan untuk menentukan strategi yang tepat untuk memecahkan
masalah tersebut.
3.
Mengukur efektivitas
program pendidikan Statistika pendidikan digunakan untuk mengukur efektivitas
program pendidikan. Dengan membandingkan data hasil belajar siswa sebelum dan
setelah program dilaksanakan, pengambil keputusan dapat menentukan apakah
program tersebut berhasil atau tidak. Selain itu, statistika pendidikan juga
dapat digunakan untuk membandingkan efektivitas program antara satu institusi
dengan institusi lainnya.
4.
Memperkirakan
kebutuhan pendidikan masa depan Statistika pendidikan dapat membantu pengambil
keputusan untuk memperkirakan kebutuhan pendidikan di masa depan. Data yang
dikumpulkan dan dianalisis melalui statistika pendidikan dapat membantu
pengambil keputusan untuk menentukan strategi yang tepat dalam mengembangkan
program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
5.
Mengidentifikasi
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa Statistika pendidikan digunakan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dengan memahami faktor-faktor ini, pengambil keputusan dapat menentukan
strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
6.
Membuat keputusan
yang berdasarkan data Statistika pendidikan memungkinkan pengambil keputusan
untuk membuat keputusan yang berdasarkan data. Dengan menggunakan data dan
analisis statistik yang tepat, pengambil keputusan dapat membuat keputusan yang
lebih objektif dan akurat. Hal ini membantu meningkatkan efektivitas dan
efisiensi program pendidikan serta meminimalkan kesalahan dalam pengambilan
keputusan.
Dalam
keseluruhan, statistika pendidikan memberikan manfaat besar dalam pengambilan
keputusan pendidikan dengan menyediakan data yang akurat dan terpercaya,
mengidentifikasi masalah pendidikan secara tepat, mengukur efektivitas program
pendidikan, memperkirakan kebutuhan pendidikan masa depan, mengidentifikasi
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, dan membuat keputusan yang
berdasarkan data.
Berikut adalah beberapa
contoh kasus penggunaan statistika pendidikan dalam kehidupan sehari-hari dan
pendidikan:
1.
Evaluasi Kinerja
Sekolah Pemerintah sering kali menggunakan statistika pendidikan untuk
mengevaluasi kinerja sekolah di seluruh negeri. Dengan memperoleh data dan
menghitung statistik, seperti rata-rata nilai ujian, persentase siswa lulus,
dan presentase siswa yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran tertentu,
pemerintah dapat menentukan kinerja sekolah secara nasional dan memperoleh
informasi tentang apakah perlu ada perubahan dalam sistem pendidikan.
2.
Evaluasi Program
Pendidikan Institusi pendidikan juga menggunakan statistika pendidikan untuk
mengevaluasi efektivitas program pendidikan mereka. Misalnya, sebuah sekolah
dapat memperoleh data tes siswa sebelum dan setelah mengikuti program
pendidikan tertentu, kemudian menggunakan statistik untuk memperkirakan
efektivitas program tersebut.
3.
Studi Perilaku Siswa
Statistika pendidikan dapat membantu mempelajari perilaku siswa dalam kelas.
Misalnya, dengan memperoleh data mengenai waktu yang dihabiskan siswa untuk
mengerjakan tugas, waktu yang dihabiskan guru untuk menjelaskan pelajaran, dan waktu
yang dihabiskan siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelas, institusi
pendidikan dapat menentukan pola perilaku siswa di kelas dan mengoptimalkan
waktu pembelajaran.
4.
Analisis Data Ujian
Statistika pendidikan juga digunakan untuk menghitung statistik dari hasil tes
atau ujian. Dengan memperoleh data hasil tes, seperti nilai rata-rata, median,
dan standar deviasi, institusi pendidikan dapat mengevaluasi bagaimana siswa
berprestasi dan mengidentifikasi area-area di mana siswa membutuhkan bantuan
lebih banyak.
5.
Studi Perkembangan
Pendidikan Statistika pendidikan digunakan untuk mempelajari perkembangan
pendidikan di suatu negara atau daerah. Dengan memperoleh data seperti jumlah
siswa, rasio siswa-guru, anggaran pendidikan, dan persentase siswa yang lulus
ujian nasional, pemerintah dapat mempelajari bagaimana pendidikan berkembang
dan membuat keputusan tentang alokasi sumber daya.
6.
Evaluasi Dampak
Program Sosial Statistika pendidikan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
dampak program sosial pada siswa. Misalnya, sebuah program untuk meningkatkan
kesehatan mental siswa dapat mengumpulkan data tentang tingkat stres siswa
sebelum dan setelah program, kemudian menggunakan statistik untuk menentukan
efektivitas program dalam mengurangi stres.
Perbedaan antara statistika deskriptif dan
inferensial
Statistika deskriptif adalah metode statistika yang
digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, dan menyajikan data dalam bentuk
tabel, grafik, dan ukuran ringkasan seperti rata-rata, median, modus, dan
lain-lain. Tujuan dari statistika deskriptif adalah untuk memahami
karakteristik dasar dari data yang diamati dan memberikan informasi yang
berguna dalam menggambarkan pola atau hubungan dalam data. Statistika
deskriptif umumnya digunakan untuk memberikan gambaran tentang populasi atau
sampel yang sedang diteliti. Statistika deskriptif juga bisa digunakan untuk
memeriksa asumsi dasar dari metode inferensial dan menentukan metode statistika
inferensial yang tepat untuk diterapkan pada data yang dimiliki.
Statistika inferensial adalah cabang
statistika yang berfokus pada pengambilan kesimpulan atau inferensi
tentang populasi berdasarkan data yang dikumpulkan dari sampel. Dalam
statistika inferensial, peneliti membuat asumsi tentang populasi dan menguji
hipotesis menggunakan data sampel untuk menarik kesimpulan tentang populasi
secara keseluruhan.
Statistika inferensial sering digunakan dalam
penelitian ilmiah, termasuk dalam bidang pendidikan. Misalnya, jika seorang
peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam nilai
tes antara dua kelompok siswa yang berbeda, maka peneliti dapat menggunakan
statistika inferensial untuk menguji hipotesisnya dan menentukan apakah
perbedaan itu signifikan secara statistik atau tidak.
Sumber data dan teknik pengumpulan data dalam
pendidikan
Dalam statistika
pendidikan, ada dua jenis sumber data yaitu data sekunder dan data primer.
1. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang
sudah ada dan dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Data ini dapat berupa
data publik yang tersedia secara bebas seperti data dari pemerintah, lembaga,
dan organisasi terkait pendidikan, serta data yang diterbitkan dalam jurnal,
buku, atau laporan.
Contoh data sekunder dalam pendidikan adalah
data ujian nasional, data kehadiran siswa, data biaya pendidikan, dan data
pengeluaran pendidikan oleh pemerintah. Data ini dapat digunakan untuk
mempelajari tren dan pola dalam pendidikan, serta untuk membandingkan kinerja
siswa, sekolah, atau daerah.
2. Data Primer Data primer adalah data yang
dikumpulkan langsung oleh peneliti atau institusi pendidikan sendiri melalui
survei, wawancara, observasi, atau eksperimen. Data primer sering kali
dikumpulkan untuk tujuan tertentu dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian atau evaluasi.
Contoh data primer dalam pendidikan adalah
hasil survei yang menanyakan pendapat siswa dan orang tua tentang kepuasan
terhadap program pendidikan, observasi langsung tentang perilaku siswa di
kelas, atau eksperimen untuk menguji efektivitas program pendidikan tertentu.
Kedua jenis data ini memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Data sekunder sering kali mudah diakses dan lebih
murah, tetapi data ini mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan penelitian atau
evaluasi tertentu. Sementara itu, data primer lebih spesifik dan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan penelitian atau evaluasi, tetapi membutuhkan waktu
dan biaya yang lebih besar untuk mengumpulkannya.
Pilihan antara data sekunder atau data primer
tergantung pada tujuan penelitian atau evaluasi, ketersediaan data, dan sumber
daya yang tersedia. Dalam beberapa kasus, kombinasi keduanya dapat memberikan
gambaran yang lebih lengkap tentang isu pendidikan tertentu.
erikut adalah beberapa
karakteristik sumber data sekunder dan primer dalam pendidikan:
1. Karakteristik Data Sekunder
·
Data sekunder adalah
data yang sudah ada sebelumnya dan dikumpulkan oleh pihak lain untuk tujuan
tertentu.
·
Data sekunder dapat
berupa data numerik, seperti data keuangan, data statistik, dan data hasil tes,
atau data non-numerik, seperti teks, gambar, dan suara.
·
Data sekunder sering
kali mudah diakses dan lebih murah karena data ini sudah ada dan tidak perlu
mengumpulkan data dari awal.
·
Data sekunder dapat
menghemat waktu dan biaya dalam penelitian dan evaluasi, tetapi data ini
mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan penelitian atau evaluasi tertentu.
·
Kualitas data sekunder
mungkin bervariasi tergantung pada sumbernya. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penilaian terhadap kualitas data sebelum digunakan.
2. Karakteristik Data Primer
·
Data primer adalah
data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti atau institusi pendidikan sendiri
melalui survei, wawancara, observasi, atau eksperimen.
·
Data primer lebih
spesifik dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian atau evaluasi.
·
Data primer dapat
lebih valid karena dikumpulkan langsung oleh peneliti atau institusi pendidikan
sendiri, tetapi membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar untuk
mengumpulkannya.
·
Pengumpulan data
primer membutuhkan perencanaan yang matang, termasuk perencanaan sampel,
perancangan instrumen survei atau wawancara, dan persetujuan etis.
·
Kualitas data primer
sangat tergantung pada cara pengumpulan dan analisisnya. Oleh karena itu,
penting untuk melakukan pengujian kualitas data secara berkala selama
pengumpulan dan analisis data.
Kedua jenis sumber data memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing, dan pilihan antara data sekunder atau data primer
tergantung pada tujuan penelitian atau evaluasi, ketersediaan data, dan sumber
daya yang tersedia.
Berikut ini adalah
contoh penggunaan sumber data dalam pendidikan:
1.
Penggunaan Sumber Data
Sekunder
·
Analisis data hasil
tes standar nasional atau internasional, seperti UN, PISA, atau TIMSS, untuk
mengidentifikasi masalah pendidikan dan meningkatkan kurikulum.
·
Menggunakan data dari
lembaga statistik seperti BPS untuk memperoleh informasi tentang karakteristik
pendidikan di suatu daerah atau wilayah.
·
Melakukan review
literatur untuk mendapatkan informasi tentang penelitian dan studi terbaru yang
terkait dengan masalah pendidikan tertentu.
·
Analisis data keuangan
sekolah atau kampus untuk memantau pengeluaran dan penerimaan keuangan yang
dapat membantu dalam pengambilan keputusan manajerial.
2. Penggunaan Sumber Data Primer
·
Survei pendapat siswa,
guru, atau orang tua untuk mendapatkan umpan balik tentang kualitas pendidikan
yang mereka terima.
·
Observasi kelas untuk
mengamati perilaku dan interaksi antara guru dan siswa.
·
Pengumpulan data dari
tes atau tugas untuk mengevaluasi pencapaian siswa dan mengidentifikasi masalah
pembelajaran.
·
Studi kasus tentang
program atau kegiatan tertentu dalam institusi pendidikan untuk memperoleh
informasi tentang efektivitas program atau kegiatan tersebut.
Penggunaan sumber data baik data sekunder
maupun data primer dapat memberikan informasi yang penting dalam
mengidentifikasi masalah pendidikan dan mengevaluasi efektivitas program atau
kegiatan pendidikan. Kualitas data yang baik sangat penting dalam pengambilan
keputusan yang tepat dan strategi untuk memperbaiki sistem pendidikan.
Teknik pengumpulan data
observasi dalam pendidikan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati secara langsung kegiatan atau situasi yang terjadi di dalam
lingkungan pendidikan, seperti kelas, sekolah, atau lingkungan belajar lainnya.
Observasi dapat dilakukan oleh peneliti, guru, atau staf pendidikan lainnya
yang ingin mengumpulkan data tentang perilaku, interaksi, atau kegiatan di
dalam lingkungan pendidikan. Berikut adalah langkah-langkah dalam teknik
pengumpulan data observasi dalam pendidikan:
1.
Menentukan Tujuan
Observasi Tujuan observasi harus jelas dan spesifik, terkait dengan informasi
yang ingin dikumpulkan. Tujuan observasi dapat berkaitan dengan evaluasi
kinerja guru, kualitas interaksi antara guru dan siswa, atau efektivitas
program pendidikan.
2.
Menentukan Variabel
yang akan diamati Variabel yang diamati harus berkaitan dengan tujuan observasi
dan harus diukur secara objektif. Variabel yang diamati dapat meliputi
perilaku, interaksi, atau kegiatan di dalam lingkungan pendidikan.
3.
Menentukan Metode
Observasi Metode observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi
terbuka dan observasi tertutup. Observasi terbuka dilakukan tanpa panduan atau
daftar ceklist yang spesifik, sementara observasi tertutup melibatkan
penggunaan daftar ceklist yang telah dibuat sebelumnya.
4.
Menentukan Durasi
dan Waktu Observasi Durasi dan waktu observasi harus ditentukan sesuai dengan
tujuan observasi dan variabel yang diamati. Observasi dapat dilakukan dalam
jangka waktu yang singkat atau panjang, tergantung pada kompleksitas masalah
yang ingin dipecahkan.
5.
Mengumpulkan Data
dan Membuat Catatan Observasi Data yang diperoleh dari observasi harus dicatat
secara sistematis dan terstruktur, dengan menggunakan daftar ceklist atau
instrumen pengamatan lainnya. Catatan observasi harus mencakup waktu, lokasi,
kegiatan yang diamati, dan variabel yang diamati.
6.
Menganalisis Data
Data yang diperoleh dari observasi harus dianalisis untuk mengidentifikasi pola
atau tren yang muncul, serta untuk mengevaluasi efektivitas program atau
kegiatan tertentu di dalam lingkungan pendidikan.
Observasi
merupakan teknik pengumpulan data yang bermanfaat dalam memperoleh informasi
tentang kinerja guru, interaksi antara guru dan siswa, atau efektivitas program
pendidikan. Namun, observasi juga memiliki kelemahan, seperti adanya bias
pengamat atau kesulitan dalam mengukur variabel yang tidak dapat diamati secara
langsung. Oleh karena itu, observasi sebaiknya digunakan bersama dengan teknik
pengumpulan data lainnya untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan valid.
Teknik pengumpulan data
wawancara dalam pendidikan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara bertanya dan meminta jawaban dari sumber data langsung, seperti siswa,
guru, orang tua, atau staf pendidikan. Wawancara dapat dilakukan dengan cara
tatap muka, telepon, atau melalui aplikasi video conference. Berikut adalah
langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data wawancara dalam pendidikan:
1.
Menentukan Tujuan
Wawancara Tujuan wawancara harus jelas dan spesifik, terkait dengan informasi
yang ingin dikumpulkan. Tujuan wawancara dapat berkaitan dengan evaluasi
kinerja guru, kebutuhan belajar siswa, atau efektivitas program pendidikan.
2.
Menentukan Variabel
yang akan Diamati Variabel yang diamati harus berkaitan dengan tujuan wawancara
dan harus diukur secara objektif. Variabel yang diamati dapat meliputi
pengetahuan, sikap, atau persepsi terhadap lingkungan pendidikan.
3.
Menentukan Responden
Responden yang dipilih harus sesuai dengan tujuan wawancara dan variabel yang
diamati. Responden dapat berupa siswa, guru, orang tua, atau staf pendidikan.
4.
Menentukan Metode
Wawancara Metode wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur melibatkan
daftar pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya, sementara wawancara tidak
terstruktur lebih bebas dan fleksibel.
5.
Menyiapkan Daftar
Pertanyaan Daftar pertanyaan harus dibuat berdasarkan tujuan wawancara dan
variabel yang diamati. Daftar pertanyaan harus terstruktur, jelas, dan mudah
dipahami oleh responden.
6.
Melakukan Wawancara
Wawancara dapat dilakukan dengan cara tatap muka, telepon, atau melalui
aplikasi video conference. Saat melakukan wawancara, pewawancara harus
menjelaskan tujuan wawancara dan memberikan pengantar singkat tentang
pertanyaan yang akan diajukan.
7.
Merekam Data dan
Membuat Catatan Wawancara Data yang diperoleh dari wawancara harus dicatat
secara sistematis dan terstruktur. Pewawancara dapat merekam wawancara dengan
menggunakan rekaman audio atau video, atau dapat membuat catatan tertulis dari
wawancara tersebut.
8.
Menganalisis Data
Data yang diperoleh dari wawancara harus dianalisis untuk mengidentifikasi pola
atau tren yang muncul, serta untuk mengevaluasi efektivitas program atau
kegiatan tertentu di dalam lingkungan pendidikan.
Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang bermanfaat dalam memperoleh informasi
tentang pengetahuan, sikap, atau persepsi terhadap lingkungan pendidikan.
Namun, wawancara juga memiliki kelemahan, seperti adanya bias responden atau
kesulitan dalam mengukur variabel yang tidak dapat diamati secara langsung.
Oleh karena itu, wawancara sebaiknya digunakan bersama dengan teknik
pengumpulan data lainnya untuk mem
Teknik pengumpulan data
kuesioner dalam pendidikan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner atau angket kepada responden. Kuesioner berisi
serangkaian pertanyaan tertulis yang dirancang untuk mengumpulkan data dari
responden. Berikut adalah langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data
kuesioner dalam pendidikan:
1.
Menentukan Tujuan
Kuesioner Tujuan kuesioner harus jelas dan spesifik, terkait dengan informasi
yang ingin dikumpulkan. Tujuan kuesioner dapat berkaitan dengan evaluasi
kinerja guru, kebutuhan belajar siswa, atau efektivitas program pendidikan.
2.
Menentukan Variabel
yang akan Diamati Variabel yang diamati harus berkaitan dengan tujuan kuesioner
dan harus diukur secara objektif. Variabel yang diamati dapat meliputi
pengetahuan, sikap, atau persepsi terhadap lingkungan pendidikan.
3.
Menentukan Responden
Responden yang dipilih harus sesuai dengan tujuan kuesioner dan variabel yang
diamati. Responden dapat berupa siswa, guru, orang tua, atau staf pendidikan.
4.
Menyiapkan Kuesioner
Kuesioner harus dibuat berdasarkan tujuan kuesioner dan variabel yang diamati.
Kuesioner harus terstruktur, jelas, dan mudah dipahami oleh responden.
Kuesioner dapat terdiri dari pertanyaan terbuka atau tertutup, atau kombinasi
dari keduanya.
5.
Mengujicobakan
Kuesioner Sebelum menyebarkan kuesioner, sebaiknya kuesioner diujicobakan
terlebih dahulu pada sejumlah responden. Hal ini bertujuan untuk memastikan
bahwa kuesioner telah dirancang dengan baik dan mudah dipahami oleh responden.
6.
Menyebarluaskan
Kuesioner Kuesioner dapat disebarkan secara manual, seperti melalui surat atau
dikirimkan langsung ke tangan responden, atau secara elektronik, seperti
melalui email atau platform online. Pewawancara juga dapat menyebarluaskan
kuesioner secara acak atau melalui sampel.
7.
Menganalisis Data
Data yang diperoleh dari kuesioner harus dianalisis untuk mengidentifikasi pola
atau tren yang muncul, serta untuk mengevaluasi efektivitas program atau
kegiatan tertentu di dalam lingkungan pendidikan. Analisis data dapat dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak atau program statistik untuk membantu
memproses data.
Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang bermanfaat dalam memperoleh informasi
tentang pengetahuan, sikap, atau persepsi terhadap lingkungan pendidikan.
Namun, kuesioner juga memiliki kelemahan, seperti adanya kesulitan dalam
menjamin respons yang jujur dan terbuka dari responden. Oleh karena itu,
kuesioner sebaiknya digunakan bersama dengan teknik pengumpulan data lainnya
untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat.
Berikut adalah beberapa
contoh penggunaan teknik pengumpulan data dalam pendidikan:
1.
Pengumpulan data
observasi dalam kelas Observasi dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang
perilaku siswa atau guru dalam kelas. Guru dapat mengamati dan mencatat
perilaku siswa, seperti tingkat partisipasi, interaksi sosial, atau kemampuan
akademik. Observasi juga dapat dilakukan untuk mengamati dan mencatat strategi
pengajaran guru, seperti gaya mengajar atau metode pengajaran yang digunakan.
2.
Pengumpulan data
wawancara pada siswa atau guru Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan
data tentang pandangan, sikap, atau persepsi siswa atau guru terhadap lingkungan
pendidikan. Guru dapat mewawancarai siswa untuk memahami kebutuhan belajar
siswa atau melakukan evaluasi kinerja. Sebaliknya, siswa dapat mewawancarai
guru untuk memahami strategi pengajaran yang digunakan atau untuk memperoleh
masukan dalam pemecahan masalah belajar.
3.
Pengumpulan data
kuesioner pada siswa, orang tua, atau guru Kuesioner dapat digunakan untuk
mengumpulkan data tentang pengetahuan, sikap, atau persepsi siswa, orang tua,
atau guru terhadap lingkungan pendidikan. Kuesioner dapat berisi pertanyaan
terbuka atau tertutup tentang topik tertentu, seperti kebutuhan belajar siswa,
strategi pengajaran guru, atau kepuasan orang tua terhadap layanan pendidikan.
4.
Pengumpulan data
dari sumber data sekunder Data sekunder dapat digunakan untuk mengumpulkan data
tentang kinerja akademik, demografi, atau tren pendidikan. Sumber data sekunder
dapat berupa laporan dari lembaga pemerintah atau lembaga pendidikan, jurnal
akademik, atau literatur pendidikan lainnya. Data sekunder dapat digunakan
untuk membandingkan atau mengonfirmasi data yang diperoleh dari teknik
pengumpulan data lainnya.
Teknik
pengumpulan data dalam pendidikan dapat digunakan untuk memperoleh data yang
lengkap dan akurat tentang lingkungan pendidikan, baik dari perspektif siswa,
orang tua, atau guru. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memahami
kebutuhan belajar siswa, meningkatkan strategi pengajaran guru, atau
mengevaluasi efektivitas program pendidikan.
Penyajian data dengan tabel dan grafik
Penyajian data kuantitatif
adalah cara untuk menyajikan data yang berupa angka atau data numerik.
Penyajian data kuantitatif biasanya dilakukan dengan menggunakan tabel atau
grafik. Berikut adalah beberapa teknik penyajian data kuantitatif:
1.
Tabel Tabel adalah
cara yang paling umum untuk menyajikan data kuantitatif. Tabel biasanya terdiri
dari beberapa kolom dan baris yang berisi data numerik. Tabel dapat digunakan
untuk menyajikan data yang terkait, seperti data statistik dari beberapa kelas
atau data demografis dari beberapa populasi. Tabel juga dapat digunakan untuk
menggambarkan data dalam format yang mudah dibaca dan dipahami.
2.
Diagram batang
Diagram batang atau bar chart adalah grafik yang digunakan untuk menyajikan
data kuantitatif dalam bentuk batang vertikal atau horizontal. Setiap batang
mewakili satu nilai atau kategori, dan tinggi atau panjang batang menunjukkan
nilai numeriknya. Diagram batang dapat digunakan untuk membandingkan nilai
numerik yang berbeda atau menggambarkan perubahan nilai numerik dari waktu ke
waktu.
3.
Diagram garis Diagram
garis atau line chart adalah grafik yang digunakan untuk menyajikan data
kuantitatif dalam bentuk garis. Garis mewakili perubahan nilai numerik dari
waktu ke waktu atau dari satu kategori ke kategori lainnya. Diagram garis
sering digunakan untuk menggambarkan tren dalam data atau untuk membandingkan
beberapa nilai numerik dalam satu grafik.
4.
Diagram pie Diagram
pie atau pie chart adalah grafik yang digunakan untuk menyajikan data
kuantitatif dalam bentuk lingkaran. Lingkaran dibagi menjadi beberapa bagian,
masing-masing mewakili proporsi nilai numerik dari satu kategori. Diagram pie
dapat digunakan untuk membandingkan proporsi nilai numerik dari beberapa
kategori atau untuk menunjukkan kontribusi setiap kategori terhadap keseluruhan
data.
5.
Histogram Histogram
adalah grafik yang digunakan untuk menyajikan data numerik dalam bentuk persegi
panjang atau balok. Setiap persegi panjang atau balok mewakili interval nilai
numerik, dan tinggi balok menunjukkan frekuensi data dalam interval tersebut.
Histogram sering digunakan untuk memperlihatkan distribusi data, atau bagaimana
data tersebar dalam kategori atau interval tertentu.
Penyajian
data kuantitatif sangat penting dalam statistika pendidikan karena memungkinkan
kita untuk memvisualisasikan data dan menarik kesimpulan yang lebih mudah dan
efektif. Melalui teknik penyajian data kuantitatif, kita dapat dengan cepat dan
mudah memahami data, mengidentifikasi tren, dan mengevaluasi hasil dari
keputusan pendidikan.
Berikut ini adalah beberapa
contoh penerapan penyajian data kuantitatif dalam pendidikan:
1.
Presentasi hasil
ujian: Hasil ujian siswa dapat disajikan secara kuantitatif dengan menggunakan
tabel atau grafik yang menunjukkan persentase siswa yang lulus atau tidak
lulus, rata-rata nilai, dan lain sebagainya.
2.
Analisis kehadiran
siswa: Kehadiran siswa di kelas dapat dicatat secara kuantitatif dan disajikan
dalam bentuk tabel atau grafik untuk membantu guru dalam memantau dan
mengevaluasi tingkat kehadiran siswa.
3.
Penilaian kinerja
guru: Penilaian kinerja guru dapat dilakukan secara kuantitatif dengan
menggunakan skala penilaian atau sistem skor tertentu. Hasil penilaian tersebut
dapat disajikan dalam bentuk grafik atau tabel untuk memberikan umpan balik
kepada guru mengenai kinerjanya.
4.
Evaluasi program
pembelajaran: Evaluasi program pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan
data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes, angket, dan observasi. Data
tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik untuk mempermudah
analisis dan interpretasi hasil evaluasi.
5.
Analisis kebutuhan
belajar siswa: Kebutuhan belajar siswa dapat diidentifikasi secara kuantitatif
dengan menggunakan angket atau wawancara. Data yang diperoleh dapat disajikan
dalam bentuk tabel atau grafik untuk membantu guru dalam merencanakan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Penyajian data kualitatif
adalah cara untuk menyajikan data yang berupa deskripsi atau narasi, bukan
angka atau data numerik. Penyajian data kualitatif biasanya dilakukan dengan
menggunakan kutipan langsung dari informan atau narasumber, atau dengan
menggunakan narasi yang menggambarkan temuan atau hasil penelitian. Berikut
adalah beberapa teknik penyajian data kualitatif:
1.
Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah cara yang paling umum untuk menyajikan data kualitatif.
Kutipan langsung terdiri dari kutipan atau kalimat yang diambil langsung dari
informan atau narasumber. Kutipan langsung ini sering digunakan untuk
memberikan rasa autentisitas dan memperkuat temuan atau hasil penelitian.
2.
Deskripsi naratif
Deskripsi naratif adalah cara lain untuk menyajikan data kualitatif. Deskripsi
naratif terdiri dari narasi atau deskripsi yang menggambarkan hasil penelitian
atau temuan. Deskripsi naratif ini dapat memungkinkan peneliti untuk menggambarkan
konteks sosial, budaya, dan sejarah dari informan atau narasumber.
3.
Diagram Venn Diagram
Venn adalah cara yang umum digunakan untuk menyajikan data kualitatif. Diagram
Venn adalah grafik yang digunakan untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan
antara dua atau lebih konsep atau kategori. Diagram Venn ini dapat digunakan
untuk menggambarkan relasi antara konsep atau kategori yang berbeda dan
menunjukkan overlap atau kesamaan antara kategori tersebut.
4.
Analisis tema
Analisis tema adalah teknik penyajian data kualitatif yang digunakan untuk
mengekstrak tema atau pola yang muncul dalam data kualitatif. Dalam analisis
tema, data kualitatif diorganisir ke dalam kategori-kategori tertentu yang
diambil dari tema atau pola yang muncul dari data. Teknik ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi pola-pola dan tema-tema tertentu yang muncul dari data
kualitatif.
5.
Foto dan gambar Foto
dan gambar dapat digunakan sebagai teknik penyajian data kualitatif yang
menarik. Foto dan gambar dapat menambahkan dimensi visual pada hasil penelitian
dan membantu menggambarkan konteks sosial atau budaya dari informan atau
narasumber.
Penyajian
data kualitatif sangat penting dalam statistika pendidikan karena memungkinkan
kita untuk memvisualisasikan data yang kompleks dan sulit diukur. Melalui
teknik penyajian data kualitatif, kita dapat dengan cepat dan mudah memahami
temuan atau hasil penelitian, mengidentifikasi tema atau pola tertentu yang
muncul dari data, dan mengevaluasi hasil dari keputusan pendidikan secara
holistik.
Berikut ini adalah beberapa
contoh penerapan penyajian data kualitatif dalam pendidikan:
1.
Analisis wawancara:
Wawancara dapat digunakan untuk mendapatkan data kualitatif dalam hal-hal
seperti pengalaman belajar siswa atau pendapat guru mengenai sebuah topik
tertentu. Data tersebut dapat dianalisis dan disajikan dalam bentuk kutipan
atau rangkuman yang merepresentasikan pandangan subjek.
2.
Penelitian tindakan
kelas: Penelitian tindakan kelas dapat menghasilkan data kualitatif dalam
bentuk jurnal, catatan lapangan, dan observasi partisipatif. Data tersebut
dapat dianalisis dan disajikan dalam bentuk naratif yang memberikan gambaran
lengkap tentang keadaan di kelas.
3.
Analisis kualitatif
angket: Angket dapat digunakan untuk mendapatkan data kualitatif dalam hal-hal
seperti preferensi siswa terhadap metode pembelajaran atau persepsi siswa
tentang sebuah topik tertentu. Data tersebut dapat dianalisis dan disajikan
dalam bentuk tema-tema atau kategori yang merepresentasikan kesamaan dan
perbedaan dalam jawaban siswa.
4.
Analisis kualitatif
buku harian: Buku harian guru atau siswa dapat menghasilkan data kualitatif
tentang pengalaman belajar atau strategi pembelajaran yang efektif. Data
tersebut dapat dianalisis dan disajikan dalam bentuk tema-tema atau kategori
yang mencerminkan pengalaman atau strategi yang sama.
5.
Evaluasi kualitatif
program pembelajaran: Evaluasi program pembelajaran dapat dilakukan dengan
menggunakan data kualitatif seperti observasi, wawancara, atau buku harian.
Data tersebut dapat dianalisis dan disajikan dalam bentuk tema-tema atau
kategori yang merepresentasikan kesamaan dan perbedaan dalam pengalaman siswa
atau guru.
6.
Penyajian data ganda
adalah penyajian data yang menggabungkan antara data kuantitatif dan kualitatif
secara bersamaan. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data kuantitatif dan
kualitatif dalam satu penelitian dan menyajikan hasilnya dalam bentuk yang
terintegrasi. Penyajian data ganda dapat memberikan informasi yang lebih
lengkap dan mendalam tentang topik yang diteliti.
7.
Contoh penyajian
data ganda dalam pendidikan adalah ketika melakukan penelitian tentang
efektivitas sebuah program pembelajaran. Penelitian ini dapat mengumpulkan data
kuantitatif tentang nilai siswa sebelum dan setelah program, serta data
kualitatif tentang persepsi siswa tentang program. Setelah itu, data
kuantitatif dan kualitatif dapat dianalisis secara terpisah dan kemudian
digabungkan untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang efektivitas
program pembelajaran.
8.
Penyajian data ganda
juga dapat digunakan untuk membandingkan hasil penelitian dengan data lain yang
telah diterbitkan. Misalnya, dalam penelitian tentang efektivitas sebuah metode
pembelajaran, hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk grafik atau tabel
yang menunjukkan data kuantitatif dan kualitatif. Kemudian, hasil penelitian
tersebut dapat dibandingkan dengan hasil penelitian lain yang telah diterbitkan
dan dijadikan sebagai dasar perbandingan untuk menentukan efektivitas metode
pembelajaran yang digunakan.
Penyajian tabel dan grafik
1.
Tabel Silang (Cross Tabulation)
Tabel silang adalah tabel yang menunjukkan
hubungan antara dua atau lebih variabel. Tabel silang dapat digunakan untuk
menganalisis data kuantitatif atau kualitatif. Dalam tabel silang, variabel
yang satu ditempatkan pada baris dan variabel yang lain ditempatkan pada kolom.
Contoh: Tabel silang dapat digunakan untuk
menganalisis hubungan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan seseorang.
Pada tabel silang ini, jenis kelamin ditempatkan pada baris dan tingkat
pendidikan ditempatkan pada kolom.
2. Diagram Batang Bersusun (Stacked Bar Chart)
Diagram batang bersusun adalah diagram yang
menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variabel dalam bentuk grafik batang.
Dalam diagram batang bersusun, grafik batang ditempatkan secara bersusun,
sehingga memungkinkan untuk membandingkan jumlah atau persentase dari
masing-masing kategori yang berbeda.
Contoh: Diagram batang bersusun dapat
digunakan untuk membandingkan jumlah siswa laki-laki dan perempuan di setiap
tingkat pendidikan. Diagram ini menunjukkan jumlah siswa laki-laki dan
perempuan di setiap tingkat pendidikan dalam bentuk grafik batang yang
bersusun.
3.
Diagram Lingkaran
Bersusun (Nested Pie Chart)
Diagram lingkaran bersusun adalah diagram yang
menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variabel dalam bentuk grafik
lingkaran. Dalam diagram lingkaran bersusun, lingkaran ditempatkan secara
bersusun, sehingga memungkinkan untuk membandingkan jumlah atau persentase dari
masing-masing kategori yang berbeda.
Contoh: Diagram lingkaran bersusun dapat
digunakan untuk membandingkan persentase siswa laki-laki dan perempuan di
setiap tingkat pendidikan. Diagram ini menunjukkan persentase siswa laki-laki
dan perempuan di setiap tingkat pendidikan dalam bentuk grafik lingkaran yang
bersusun.
Penyajian data ganda
(dual-axis chart) adalah teknik visualisasi data yang menggabungkan dua jenis
grafik yang berbeda pada satu tampilan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan
hubungan atau korelasi antara dua set data yang berbeda, yang dapat memberikan
pemahaman yang lebih dalam dan akurat tentang data.
Contoh penerapan penyajian data ganda dalam
pendidikan adalah sebagai berikut:
Sebuah sekolah ingin mengetahui hubungan
antara rata-rata nilai ujian siswa dan tingkat kehadiran mereka di kelas. Data
tersebut disajikan dalam tabel dengan dua kolom: kolom pertama menunjukkan
tingkat kehadiran siswa (dalam persentase), sedangkan kolom kedua menunjukkan
rata-rata nilai ujian siswa.
Untuk memvisualisasikan data tersebut, dapat
digunakan penyajian data ganda dalam bentuk grafik batang. Pada sumbu x
(horizontal) akan ditampilkan tingkat kehadiran siswa, sedangkan pada sumbu y
(vertikal) akan ditampilkan rata-rata nilai ujian siswa. Dengan menggunakan
grafik ini, dapat dilihat secara jelas apakah ada korelasi antara tingkat
kehadiran dan rata-rata nilai ujian siswa. Misalnya, jika grafik menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat kehadiran siswa, maka rata-rata nilai ujian mereka
juga semakin tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran siswa mempengaruhi
hasil belajar mereka.
Statistika pendidikan
memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan.
Hal ini karena statistika pendidikan memungkinkan kita untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan mempresentasikan data yang terkait dengan pendidikan secara
sistematis dan obyektif.
Berikut ini adalah beberapa
peran statistika pendidikan dalam pengambilan keputusan:
1.
Mengetahui
karakteristik siswa: Statistika pendidikan memungkinkan kita untuk mengumpulkan
data tentang karakteristik siswa seperti usia, jenis kelamin, latar belakang
pendidikan, dan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar mereka. Dengan
memahami karakteristik siswa, kita dapat merancang program pembelajaran yang
lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
2.
Evaluasi program:
Statistika pendidikan juga memungkinkan kita untuk mengevaluasi efektivitas
program pembelajaran yang telah dilakukan. Misalnya, dengan menggunakan metode
statistik, kita dapat menentukan apakah program tertentu telah meningkatkan
hasil belajar siswa atau tidak.
3.
Pemantauan kemajuan siswa:
Statistika pendidikan memungkinkan kita untuk memantau kemajuan siswa secara
berkala dan memberikan intervensi jika diperlukan. Dengan melakukan pengukuran
teratur terhadap hasil belajar siswa, kita dapat menentukan apakah siswa
mengalami kesulitan belajar atau membutuhkan bantuan tambahan.
4.
Menentukan kebijakan
pendidikan: Data yang diperoleh dari statistika pendidikan dapat digunakan
sebagai dasar dalam menentukan kebijakan pendidikan. Misalnya, data mengenai
tingkat kelulusan siswa dapat digunakan sebagai dasar dalam merancang program
pemberian beasiswa atau penghargaan.
5.
Evaluasi kinerja
guru: Statistika pendidikan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja guru.
Misalnya, dengan menggunakan metode statistik, kita dapat menentukan apakah
guru telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak.
Dengan
menggunakan statistika pendidikan, pengambil keputusan di bidang pendidikan
dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan berdasarkan fakta. Hal ini
membantu meningkatkan efektivitas program pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar siswa.
MATERI DAPAT DIUNDUH PADA LINK INI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar