Sistem Tata Surya
Tata surya adalah susunan benda-benda lagit yang
terdiri atas matahari sebagai pusat tata surya, planet-planet, komet,
meteoroid, dan asteroid yang mengelilingi matahari. Planet yang dekat
dengan matahari bergerak lebih cepat daripada planet yang jauh dari
Matahari.
Bidang edar planet-planet dalam
mengelilingi matahari disebut bidang edar dan bidang edar bumi dalam
mengelilingi matahari disebut bidang ekliptika. Susunan Tata Surya terdiri atas
Matahari, Planet Dalam, Planet Luar, Komet, Meteorid, dan Asteroid.
Susunan
Tata Surya :
Matahari adalah bintang yang berupa bola gas panas
dan bercahaya yang menjadi pusat sistem tata surya. Matahari memiliki empat
lapisan yaitu inti matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona.
Inti Matahari : memiliki suhu 1,5 x 107°C yang
cukup untuk mempertahankan fusi termonuklir dan berfungsi sebagai sumber energi
matahari. Energi dari inti diradiasikan ke lapisan luar matahari kemudian
sampai ke ruang angkasa.
Fotosfer : memiliki suhu 6.000
Kelvin, ketebalan
300 km. Energi matahari radiasikan ke luar dan terdeteksi sebagai sinar
matahari di bumi. Di dalam fotosfer terdapat bintik matahari yaitu daerah
dengan medan magnet yang kuat, dingin dan lebih gelap dari wilayah
sekitarnya.
Kromosfer : memiliki suhu 4.500
Kelvin, ketebalan
2.000 km. Kromosfer terlihat seperti gelang merah yang mengeliling bulan pada
ketika terjadi gerhana matahari total.
Korona : lapisan terluar
matahari dengan suhu 1.000.000 Kelvin, ketebalan 700.000 km, berwarna keabu – abuan yang dihasilkan
dari ionisasi atom karena suhu sangat tinggi, terlihat seperti mahkota dengan
warna keabu – abuan yang mengelilingi bulan ketika terjadi gerhana matahari
total.
Bagian
– bagian matahari :
Planet adalah benda langit yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri namun bisa memantulkan cahaya dari bintang yang diterimanya. Planet dalam (planet terestrial) adalah planet yang orbitnya dekat dengan Matahari.
Planet dalam berukuran kecil, memiliki sedikit satelit, berbatu,
terestrial, terdiri atas mineral tahan api seperti silikat yang membentuk kerak
dan mantelnya, logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Planet
dalam terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Planet luar (planet Jovian) adalah planet yang orbitnya jauh dari matahari, berukuran besar, memiliki banyak satelit, tersusun dari bahan ringan seperti hidrogen, helium, metana, dan amonia. Planet-planet dalam dan luar dipisahkan oleh sabuk asteroid.
Planet luar terdiri atas Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Komet berasal dari Bahasa Yunani yaitu Kometes artinya berambut panjang. Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit sangat lonjong. Komet ini terdiri atas debu, partikel batu yang bercampur dengan es, metana, dan amonia.
Bagian
– bagian komet ada 3 yaitu :
1). Inti komet : bagian komet yang
kecil, padat, tersusun dari debu dan gas
2). Koma : daerah kabut disekitar
inti
3). Ekor komet : bagian komet yang
panjang, arah ekor komet selalu menjauhi matahari karena dorongan dari angin
dan radiasi matahari
Meteoroid adalah potongan batu atau puing – puing
logam yang bergerak di luar angkasa. Meteoroid mengelilingi matahari dengan
orbit tertentu dan kecepatan tertentu. Meteoroid tercepat bergerak sekitar 42
km/detik. Ketika Meteoroid tertarik oleh gravitasi bumi, maka sebelum
sampai dibumi, meteorid akan bergesekan dengan atmosfer bumi.
Gesekan tersebut akan menghasilkan
panas dan membakar meteoroid tersebut. Meteor adalah meteoroid yang habis
terbakar oleh atmosfer bumi. Meteorit adalah meteoroid yang jatuh ke
bumi.
Asteroid adalah potongan-potongan batu yang mirip
dengan materi penyusun planet. Sebagian besar asteroid terletak di daerah
antara orbit Mars dan Jupiter yang disebut sabuk Asteroid.
2. Kondisi Bumi
Para pelaut mengamati hal yang
pertama kali mereka lihat di laut adalah puncak kapal. Ini menunjukkan bahwa
bumi bentuknya bulat. Begitu pula pada tahun 1522, Magelhaen telah membuktikan
bumi bentuknya bulat, dengan mengadakan pelayaran arah lurus kemudian dia
berhasil kembali ke tempat awal dia berlayar.
Rotasi Bumi adalah perputaran bumi pada porosnya.
Kala Rotasi Bumi adalah waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk sekali berputar,
yaitu 23 jam 56 menit. Bumi berotasi dari barat ke timur. Dampak rotasi bumi
yaitu gerak semu harian matahari, perbedaan waktu, pembelokan arah angin dan
pembelokan arah arus laut.
Revolusi bumi adalah pergerakan bumi mengelilingi
matahari. Kala revolusi bumi adalah waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk
sekali mengelilingi matahari yaitu 365,25 hari. Dampak dari revolusi bumi yaitu
gerak semu tahunan matahari, perbedaan lamanya siang dan malam, dan pergantian
musim.
3. Kondisi Bulan
Bulan adalah benda langit yang terdekat dengan
bumi sekaligus satelit bumi. Karena merupakan satelit, bulan tidak dapat
memancarkan cahaya sendiri melainkan memancarkan cahaya Matahari. Bulan juga
berputar dan mengelilingi bumi.
Bulan berbentuk bulat seperti
planet,
permukaannya berupa dataran kering, tandus, banyak kawah, terdapat pegunungan
dan dataran tinggi. Bulan tidak memiliki atmosfer, sehingga sering terjadi
perubahan suhu yang sangat drastis, bunyi tidak dapat merambat, tidak ada
siklus air, tidak ditemukan makhluk hidup, dan sangat gelap gulita.
Bulan melakukan tiga gerakan
sekaligus, yaitu rotasi, revolusi, dan bergerak bersama dengan bumi untuk
mengelilingi matahari.
Kala rotasi bulan sama dengan kala revolusinya terhadap bumi yaitu 27,3 hari.
Dampak dari pergerakan bulan yaitu terjadinya pasang surut air laut, pembagian
bulan, fase-fase bulan, gerhana matahari, dan gerhana bulan.
Pasang adalah peristiwa naiknya permukaan
air laut, surut adalah peristiwa turunnya permukaan air laut. Pasang surut air
laut terjadi akibat pengaruh gravitasi matahari dan gravitasi bulan. Akibat
bumi berotasi pada sumbunya, maka daerah yang mengalami pasang surut bergantian
sebanyak dua kali. Ada dua jenis pasang air laut, yaitu pasang purnama dan
pasang perbani.
Pasang Purnama dipengaruhi oleh gravitasi bulan,
terjadi ketika bulan purnama, menjadi maksimum ketika terjadi gerhana matahari.
Hal ini karena dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari yang mempunyai
arah sama.
Pasang Perbani yaitu permukaan air laut turun
serendah – rendahnya, terjadi pada saat bulan kuartir pertama dan kuartir
ketiga, dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari yang saling tegak
lurus.
Pembagian bulan ada dua yaitu bulan sideris dan bulan
sinodis. Bulan Sideris membutuhkan kala revolusi selama 27,3 hari. Bulan
Sinodis membutuhkan kala revolusi selama 29,5 hari. Kala revolusi sinodis dapat
ditentukan melalui pengamatan dari saat terjadinya bulan baru sampai bulan baru
berikutnya.
Satu bulan sinodis digunakan sebagai
dasar penanggalan Komariyah (penanggalan Islam).
Fase – fase bulan merupakan perubahan bentuk bulan yang
terlihat di Bumi. Ini dikarenakan posisi relatif antara bulan, bumi, dan
matahari. Fase-fase bulan ada 5 yaitu :
1). Bulan baru terjadi ketika posisi
bulan berada di antara bumi dan matahari. Selama bulan baru, sisi bulan yang
menghadap ke matahari nampak terang dan sisi yang menghadap bumi nampak
gelap.
2). Bulan sabit terjadi ketika
bagian bulan yang terkena sinar matahari sekitar seperempat, sehingga permukaan
bulan yang terlihat di bumi hanya seperempatnya.
3). Bulan separuh terjadi ketika
bagian bulan yang terkena sinar matahari sekitar separuhnya, sehingga yang
terlihat dari bumi juga separuhnya (kuartir pertama).
4). Bulan cembung terjadi ketika
bagian bulan yang terkena sinar matahari tiga perempatnya, yang terlihat dari
bumi juga tiga perempatnya. Sehingga, kita dapat melihat bulan cembung.
5). Bulan purnama terjadi ketika
semua bagian bulan terkena sinar matahari, begitu juga yang terlihat dari bumi.
Sehingga, kita dapat melihat bulan purnama (kuartir kedua).
Fase
– fase bulan :
4. Gerhana
Gerhana terjadi ketika posisi bulan dan bumi
menghalangi sinar matahari, sehingga bumi atau bulan tidak mendapatkan sinar
matahari. Ada dua jenis gerhana, yaitu gerhana matahari dan gerhana
bulan.
Gerhana Matahari : terjadi ketika posisi bulan
berada di antara matahari dan bumi, ketiganya terletak dalam satu garis lurus,
terjadi pada waktu bulan baru. Akibat ukuran bulan lebih kecil dibanding Bumi,
maka terjadi tiga kemungkinan gerhana, yaitu :
1). Gerhana Matahari total, terjadi pada daerah-daerah
yang berada di bayangan inti (umbra), sehingga cahaya matahari tidak tampak
sama sekali, terjadi sekitar 6 menit.
2). Gerhana matahari
cincin, terjadi
pada daerah yang terkena lanjutan umbra, sehingga matahari terlihat seperti cincin.
3). Gerhana Matahari sebagian, terjadi pada daerah-daerah yang
terletak di antara umbra dan penumbra (bayangan kabur), sehingga matahari
terlihat hanya sebagian.
Proses
terjadinya gerhana matahari :
Gerhana bulan : terjadi apabila bumi berada di antara matahari dan bulan, terjadi ketika bulan memasuki bayangan bumi, hanya dapat terjadi pada saat bulan purnama. Pada waktu seluruh bagian bulan masuk dalam daerah umbra bumi, maka terjadi gerhana bulan total.
Bulan berada dalam penumbra sekitar
6 jam, dalam umbra sekitar 40 menit.
Umbra adalah bayangan gelap yang
terbentuk selama terjadinya gerhana.
Penumbra adalah bayangan kabur
(remang-remang) yang terbentuk selama terjadinya gerhana.
Proses
terjadinya gerhana bulan :