Lapisan Bumi
Hingga
saat ini, Bumi merupakan satu-satunya planet dalam galaksi Bima Sakti yang
diketahui mampu menunjang kehidupan. Hal ini disebabkan komponen-komponen
pendukung kehidupan tersedia di Bumi, mulai dari air, udara, dan tanah yang merupakan
tempat tumbuhnya berbagai tanaman untuk mendukung kehidupan, hal ini termasuk
berbagai mineral dan hasil tambang yang dapat dieksplorasi.
Secara
umum Bumi terdiri atas 3 komponen utama, yakni komponen gas yang disebut
atmosfer, komponen padatan yang disebut litosfer, dan komponen air yang disebut
hidrosfer. Selain 3 komponen utama tersebut, Bumi juga memiliki komponen
lainnya yaitu, Bumi bagian es disebut kriosfer dan bagian Bumi tempat di mana
berlangsungnya kehidupan yang dinamakan
biosfer.
Atmosfer
Atmosfer
Bumi terdiri atas campuran dari gas, serta sedikit cairan dan padatan yang
menyelimuti Bumi mulai dari permukaan Bumi hingga luar angkasa. Komposisi atmosfer saat ini berbeda dengan
komposisi atmosfer pada saat awal tetbentuknya. Atmosfer pada awalnya terbentuk
dari letusan gunung berapi yang kaya nitrogen dan karbon dioksida, akan tetapi
sedikit oksigen. Kemudian, organisme fotosintetik mengolah karbon dioksida
menjadi oksigen dan melepaskan oksigen tersebut
ke atmosfer sebagai hasil pengolahan makanan yang memanfaatkan cahaya Matahari.
Setelah
terdapat oksigen di atmosfer, terbentuklah ozon (O3). Ozon memiliki
peran yang penting bagi keberlangsungan hidup organisme yang ada di Bumi. Ozon
melindungi Bumi dari radiasi Matahari yang sangat berbahaya bagi organisme di
Bumi. Ozon juga melindungi tumbuhan hijau, sehingga dapat berkembang dan
menghasilkan lebih banyak oksigen. Saat ini, berbagai organisme yang hidup di
Bumi sangat bergantung dengan banyaknya oksigen di amosfer.
Secara
garis besar, atmosfer Bumi terbagi menjadi 2 bagian, yakni bagian bawah dan
bagian atas. Bagian bawah terdiri atas troposfer dan stratosfer. Bagian atas
terdiri atas mesosfer, termosfer, dan eksosfer.
Troposfer
Troposfer
merupakan lapisan atmosfer yang berada di bagian paling bawah. Ketinggian
troposfer terhitung mulai dari permukaan laut (0 km) hingga 10 km di atas
permukaan laut (dpl). Sebagian besar bagian troposfer berbentuk uap air dan 75%
terdiri atas gas-gas atmosfer. Troposfer merupakan tempat berlangsungnya sistem
Bumi, seperti hujan, angin, salju, dan awan.
Stratosfer
Stratosfer
memiliki ketinggian antara 10-50 km dpl. Lapisan stratosfer memiliki sedikit
awan, namun tidak ada aktivitas cuaca, sehingga tidak mengganggu penerbangan.
Sebagian besar stratosfer terdiri atas gas ozon.
Mesosfer
Lapisan
mesosfer terletak pada ketinggian 50-85 km dpl. Lapisan ini menjadi lapisan
pelindung Bumi dari benda-benda luar angkasa. Kebanyakan meteor yang menuju
Bumi akan terbakar habis di mesosfer.
Termosfer
Lapisan
termosfer memiliki ketinggian antara 85-500 km dpl. Dinamakan termosfer karena
suhu yang sangat panas yakni pada lapisan ini mencapai 1.982oC.
Selain sebagai tempat mengorbitnya teleskop Hubble dan pesawat ulang-alik,
termosfer juga berfungsi sebagai pelindung Bumi dari radiasi ultraviolet.
Pada
mesosfer dan termosfer terdapat lapisan yang memiliki partikel ion (bermuatan)
yang disebut ionosfer.
Eksosfer
Lapisan eksosfer
terdapat pada ketinggian lebih dari 500 km dpl. Kandungan utama dari eksosfer
adalah gas hidrogen. Tempat Satelit-satelit buatan mengitari Bumi.
Tekanan Udara
Besarnya tekanan
udara akan berkurang seiring dengan bertambahnya ketinggian atmosfer. Ketika
kamu
sedang mendaki
gunung, atau berada di daerah pegunungan akan merasakan kesulitan untuk bernapas
seperti biasa. Hal tersebut terjadi karena di daerah yang lebih tinggi, jumlah
molekul udara termasuk oksigen semakin sedikit.
Suhu di Atmosfer
troposfer
memiliki suhu antara -52oC hingga 17oC. Berdasarkan pada
gambar tersebut, bagian terendah dari stratosfer memiliki suhu yang paling
hangat. Hal ini terjadi karena permukaan Bumi menyerap energi radiasi Matahari
kemudian menyalurkannya ke udara di atasnya.
Berbeda
dengan lapisan troposfer, suhu di lapisan stratosfer semakin tinggi seiring
dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini disebabkan adanya ozon. Ozon terdapat
di bagian atas stratosfer. Molekul ozon mampu menyerap energi Matahari,
sehingga mengakibatkan kenaikan temperatur.
Lapisan
mesosfer memiliki karakteristik seperti stratosfer, yakni semakin tinggi maka
temperaturnya semakin rendah. Hal ini dikarenakan mesosfer tersusun atas
molekul gas yang sulit menyerap energi Matahari.
Lapisan termosfer
dan eksosfer merupakan lapisan pertama yang menerima radiasi energi Matahari.
Lapisan termosfer dan eksosfer memiliki jumlah molekul yang sedikit. Akan
tetapi, molekul pada 2 lapisan ini sangat efektif dalam menyerap energi
Matahari. Akibatnya, semakin tinggi ketinggiannya semakin besar pula
temperaturnya.
Lapisan Ozon
Energi
yang dihasilkan Matahari dipancarkan dengan cara radiasi. Salah satu bentuk
energi radiasi yang dihasilkan Matahari adalah sinar ultraviolet. radiasi ultraviolet yang sampai ke permukaan Bumi
hanya 1%, karena 99% radiasi ultraviolet diserap oleh lapisan ozon.
Lapisan ozon
terdapat pada stratosfer pada ketinggian 18-54 km dpl. Ozon tersusun atas
oksigen sebagai bahan dasar. Oksigen yang kita hirup memiliki 2 atom oksigen
tiap molekulnya. Satu molekul ozon memiliki 3 atom oksigen yang berikatan. Ozon
berfungsi untuk menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet yang ada dalam
atmosfer. Kandungan ozon dalam stratosfer sangat tinggi, sehingga melindungi
Bumi dari radiasi Matahari yang berbahaya. Ozon menyerap sebagian besar radiasi
ultraviolet yang ada dalam atmosfer. Walaupun lapisan ozon tidak terlihat,
kehidupan di Bumi bergantung pada keberadaannya.
Litosfer
Litosfer berasal dari
bahasa Yunani yakni (batuan) dan (lapisan). Jadi, litosfer merupakan lapisan
batuan yang ada di Bumi. Dalam pengertian luas, litosfer diartikan sebagai
seluruh bagian padat Bumi, termasuk intinya.
Struktur
padat Bumi terdiri atas kerak Bumi, mantel, dan inti Bumi.
Kerak
Bumi dibedakan menjadi kerak benua dan kerak samudra. Kerak benua merupakan
kerak Bumi yang berada di daratan. Kerak samudra merupakan kerak Bumi yang
berada di dalam laut.
Mantel
Bumi terdiri atas mantel atas dan mantel bawah.
Inti
Bumi dibedakan menjadi 2, yakni inti luar yang berupa cairan pekat dan inti
dalam yang bersifat pekat hampir menyerupai padatan.
Teori
struktur bumi
Gempa Bumi
gempa
Bumi juga melepaskan gelombang (getaran yang merambat). Gelombang ini merambat
sepanjang permukaan Bumi dan gelombang gempa Bumi disebut gelombang seismik
Sebuah
titik pada kedalaman Bumi yang menjadi pusat gempa disebut hiposentrum. Permukaan Bumi yang berada di atas hiposentrum disebut
episentrum.
Gelombang
seismik merambat ke bagian dalam Bumi serta ke permukaan Bumi. Gelombang yang
merambat di permukaan Bumi menyebabkan kerusakan saat terjadi gempa.
Ilmu
yang mempelajari tentang gempa Bumi adalah seismologi.
Ilmuwan yang mengkaji gempa Bumi disebut ahli
seismologi. Alat yang digunakan untuk mencatat data gelombang seismik
adalah seismograf.
Ketika
gempa terjadi di dasar laut, gerakan lempeng tersebut akan mendorong air laut
ke atas, sehingga timbul gelombang yang besar dan kuat. Gelombang air laut
dapat mengalir ratusan kilometer ke segala arah dari episentrum. Gelombang air
laut ini disebut tsunami.
Pengurangan Risiko Bencana
Tindakan tanggap sebelum gempa Bumi
terjadi
Tindakan
yang harus dilakukan ketika gempa terjadi
Tindakan
yang harus dilakukan setelah gempa
Tindakan siaga bencana gunung meletus
Hidrosfer
Hidrosfer
berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphaira yang berarti selimut.
Jadi, hidrosfer merupakan lapisan air yang menyelimuti Bumi. Hidrosfer tidak
hanya meliputi perairan yang luas seperti laut dan samudra. Hidrosfer juga
meliputi air di danau, sungai, air tanah, dan uap air yang ada di udara.
Sumber: wikipedia.org
Siklus air bermula ketika panas
Matahari menguapkan air yang ada di laut dan di permukaan Bumi (evaporasi). Uap
air tersebut akan berkumpul di angkasa dan terjadi proses kondensasi
(pengembunan) hingga terbentuk awan. Awan tersebut kemudian akan berjalan
sesuai dengan arah embusan angin. Penguapan yang terjadi setiap hari
mengakibatkan uap yang menjadi awan semakin banyak. Jika awan sudah tidak dapat
menampung uap dari evaporasi, maka uap air di awan akan turun sebagai hujan.
Air hujan akan mengisi cadangan air yang berada di permukaan Bumi. Proses ini
berlangsung terus menerus.
Aliran air yang berlebihan hingga
meluap ke daratan disebut banjir. Banjir berasal dari luapan penyimpanan
air, baik itu danau, waduk, maupun sungai yang tidak mampu menampung jumlah air
yang sangat besar.
Penyebab
banjir
1. tingginya curah
hujan menjadi salah satu faktor penyebab banjir.
2. sistem pengelolaan lingkungan
yang buruk.
3. akibat perilaku manusia seperti
membuang sampah sembarangan.
Tindakan siaga sebelum banjir